Kamis, 20 Juli 2017

Bogor, akhir Juni 2016

Selamat siang, Datuk. Hari ini Ibuk sama Apak mudik. Oya, Haqqi belum cerita ya sejak menikah Ibuk dan Apak menetap di Bogor karena Apak kantornya di Bogor. Sehari-hari Apak kerja dan Ibuk di rumah. Kata Apak, Ibuk gak boleh kerja. Ijazah S2 Ibuk dipakai buat bekal ngurus anak aja, yesss Haqqi nanti diasuh sama Ibuk dengan gelar Master. Kata Apak, Ibuk boleh ngelakuin hobinya di rumah. Ibuk masih suka melukis Tuk, Datuk ingat kan lukisan siluet mesjid dan bunga matahari yang Ibuk buat untuk Datuk. Dulu Datuk bilang mau dipajang di ruang kantor Datuk. Ibuk merasa sangat bersalah karena belum sempat pasang piguranya bahkan sampai Datuk sudah dipanggil sama Allah. Maafin Ibuk Haqqi ya Tuk.
Oya Tuk, tadi kan Haqqi cerita kalau hari ini Ibuk sama Apak mudik ke Jambi. Kali ini mudiknya pakai bis karena harga tiket pesawat Garu*a mahal banget. Ibuk telat pesan jadi sudah kena harga tuslah. Ibuk masih takut naik pesawat selain maskapai Garu*a Tuk. Trauma Ibuk masih ada. Datuk masih ingat kan kejadian pesawat Ibuk yang harus mendarat di Palembang karena cuaca buruk. Ibuk berterima kasih sekali sama Datuk yang rela antar jemput Ibuk Jambi-Bogor dan Bogor-Jambi waktu Ibuk masih kuliah di Bogor setiap liburan. Mudah-mudahan nanti trauma Ibuk hilang begitu ada Haqqi ya Tuk. Biar nanti Haqqi yang nemenin Ibuk ke mana-mana.
Surat Haqqi sampai di sini dulu ya Tuk. Haqqi mau ikut Ibuk sama Apak menikmati laut karena sekarang sedang berada di kapal penyebrangan Selat Sunda. Doakan perjalanan Haqqi, Ibuk dan Apak lancar ya Tuk.

NB: Ibuk sama Apak juga masih belum sadar Haqqi udah ada di perut Ibuk ^^

0 komentar:

Posting Komentar